
Nyanyian Cinta
sebagai seberkas sinar di gurun gelap sepi
kau menembus dinding dingin ruang
tidur dan mimpiku
kau menjadi keindahan tak terduga
megah dan menghanyutkan
sedang aku cukup bahagia
menjadi pelengkap keindahanmu
kuas-kuas sunyi melukisi mataku
hingga aku silau terpukau
bertukar tangkap dengan bayangan sendiri
kenapa aku biarkan aku begini berdarah?
kalau orang lapar
kau pun kelaparanku yang gaib
kalau orang dahaga
zamzamlah kau abadi mengucuri
kenapa kau biarkan aku dalam
kegilaan yang panjang lagi nyeri?
pernah kurasai seperti ini
kini kau mengulangku
kau urai lagi isi dunia lewat tatapan mata
kau tandai bumi dengan tarian siang tarian malam
sungguh ku dekap jam-jam perpisahan
suatu hari aku terdampar
di bawah sebuah tiang tanpa akhir
kepalaku pusing
lalu tersungkur
"darimana?
bagaimana?
kemana?"
saat itulah aku merasai
aku telah bukan aku lagi
sebagai seberkas sinar di gurun gelap sepi
kau menembus dinding dingin ruang
tidur dan mimpiku
kau menjadi keindahan tak terduga
megah dan menghanyutkan
sedang aku cukup bahagia
menjadi pelengkap keindahanmu
kuas-kuas sunyi melukisi mataku
hingga aku silau terpukau
bertukar tangkap dengan bayangan sendiri
kenapa aku biarkan aku begini berdarah?
kalau orang lapar
kau pun kelaparanku yang gaib
kalau orang dahaga
zamzamlah kau abadi mengucuri
kenapa kau biarkan aku dalam
kegilaan yang panjang lagi nyeri?
pernah kurasai seperti ini
kini kau mengulangku
kau urai lagi isi dunia lewat tatapan mata
kau tandai bumi dengan tarian siang tarian malam
sungguh ku dekap jam-jam perpisahan
suatu hari aku terdampar
di bawah sebuah tiang tanpa akhir
kepalaku pusing
lalu tersungkur
"darimana?
bagaimana?
kemana?"
saat itulah aku merasai
aku telah bukan aku lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar